Kulihat camar itu terbang sendiri
Merentang sayap mengarungi samudra
Sendiri berkawan sepi
Sendiri berkawan mimpi
Samudara tak pernah ramah
Badainya selalu datang dan
Pergi tak terkendali
Sanggupkah kau kendalikan sayapmu
Mengepak dalam tiap hembus angin
Yang siap menghempaskanmu
Kedasar samudra....?
Untuk camar-camar yang sendiri
saya adalah camar yg terbang sendiri
BalasHapusberteman sepi, berkubang mimpi
tapi saya merasa hepi.
nice poem, mbak....
membaca puisi ini serasa memahami kedalaman jiwaku sendiri.
biar kuhentang sayap selebar aku bisa
BalasHapusjika nanti aku lelah di tengah samudra
akan ku cari ujung tiang kapal yang tengah mengembara
atau biar aku terhempas ke kedalamannya....
:D puisinya bagus...
BalasHapusRatusan tahun camar gagah dengan kepaknya, dengan gemuruh angin yang menerpa sayap-sayapnya. Tapi ia senantiasa ada dan terjaga.
BalasHapusPuisi ini bisa menjadi pembanding lagu "Burung Camar"-nya Vina Panduwinata ....
camar selalu siap kayaknya mbak.. sebab dia diciptakan untuk berada dekat2 samudera itu.
BalasHapusnice!
8 tahun yg lalu
BalasHapusSeperti membuku buku kusam tak bertuan krn lupa passwordnya
BalasHapus