Jumat, 19 Desember 2008

TAK PERLU TAHU

Pagi yang sendu
Gerimis menyapa lara
Ku pijak kaki pada bumi
Tapi tubuh tak mau berdiri
Ingin ku tebas..
Semua luka kuganti
Dengan senyum mawar
Anak-anakku
Karena cahaya ada dihati mereka
Karena bintang ada dihati mereka
Karena pelangi ada dihati mereka
Biar semua luruh dalam kabut pagi
Karena cahaya,bintang dan pelangiku
Tak perlu tahu

Selasa, 16 Desember 2008

TANPA JUDUL

Saat malam menampakkan keganasannya
Kabut tebal turun diiringi hembusan angin
Gemericik air melantunkan dendang sayang terluka
Seakan membacakan puisi tentang mati

Saat keganasan itu meneteskan darah
Kabut tebal perlahan pecah menjadi embun
Gemericik air serna menjadi marah
Dunia hanyalah duka

Sungguh...
Saat keganasan berjalan
Meninggalkan tapak-tapaknya
Waktu dan ruang adalah pedang
Menebas tekad dan harapan

Ku tak bisa memahami
Akan kaidah tapak-tapak bumi
Aku hanya merasakan
Saat dia berlalu tak mau peduli

sunggu ,
Aku hanya si....

(dikutip dr novel filsafat Tapak Sabda
,pengarang Fauz Noor)